''Aku mau hidup seribu tahun lagi'' tulis Chairil Anwar dalam sajak ''Aku'' pada bulan Maret 1943, ketika dia berumur 20 tahun. Sajak ini mencerminkan semangat hidupnya.
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Chairil Anwar yang pada usia 20 tahun meneriakkan keinginan untuk ''hidup seribu tahun lagi'' ini, pada usia 26 tahun menyadari bahwa ''hidup hanya menunda kekalahan...sebelum akhirnya kita menyerah''.
DERAI-DERAI CEMARA
cemara menderai sampai jauh,
terasa hari jadi akan malam,
ada beberapa dahan di tingkap merapuh,
dipukul angin yang terpendam.
aku sekarang orangnya bisa tahan,
sudah berapa waktu bukan kanak lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan,
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan,
tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan,
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
Jumat, 04 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Keren sekali
Yg jauh itu kehidupan dan yg dekat itu kematian dan ut hidup yg kekal
Posting Komentar